ILMU BUDAYA DASAR (LGBT)

YOSUA KURNIADI SETIAWAN
16219728
1EA26
Gebby Vesta Nama Aslinya Dedi, Ganti Kelamin 6 Tahun Lalu
16219728
1EA26
Gebby Vesta Nama Aslinya Dedi, Ganti Kelamin 6 Tahun Lalu
Jakarta - Berbeda dari Lucinta Luna, DJ Gebby Vesta blak-blakan soal jati diri yang
sebenarnya. Lewat fitur Instagram, ia curhat panjang lebar mengenai
siapa dirinya.
Selama ini memang sudah terbukti lewat data dukcapil yang pernah beredar bahwa Gebby dulunya bernama bernama Dedi Ariyadi dan besar di Singkawang sebelum ke Ibu Kota menjadi entertainer sebagai DJ.
ia membuat pernyataan bahwa dirinya melakukan pergantian kelamin menjad perempuan sejak enam tahun lalu. Kini ia lega sudah jujur kepada publik terkait identitasnya.
"Buat masyarakat yang sampai sekarang bertanya siapa aku, hari ini aku
buat sebuah pengakuan. Pergolakan batin selama dua tahun, aku pengen jujur aku
adalah seorang transgender," buka Gebby.
"Aku melakukan pergantian kelamin hampir enam tahun silam dan aku menutupi jati diriku 19 tahun silam dari mulai aku ke Jakarta sampai saat ini," paparnya lagi.
DJ Gebby yang pernah membantu DJ Bebby Fey dalam perkara dengan YouTuber itu menyatakan bahwa dirinya kini sudah mantap ingin pamit dari dunia hiburan setelah membuka identitas asli.
"Karena sekarang aku yakin, rezeki maut udah ditakdirkan aku pengen stop total dari dunia entertainment. aku pengen ninggalin dunia dan semua yang udah besarin nama aku," demikian Gebby.
"Aku melakukan pergantian kelamin hampir enam tahun silam dan aku menutupi jati diriku 19 tahun silam dari mulai aku ke Jakarta sampai saat ini," paparnya lagi.
DJ Gebby yang pernah membantu DJ Bebby Fey dalam perkara dengan YouTuber itu menyatakan bahwa dirinya kini sudah mantap ingin pamit dari dunia hiburan setelah membuka identitas asli.
"Karena sekarang aku yakin, rezeki maut udah ditakdirkan aku pengen stop total dari dunia entertainment. aku pengen ninggalin dunia dan semua yang udah besarin nama aku," demikian Gebby.
Gebby menambahkan bahwa tidak mudah untuk membuka jati
diri dan jujur soal jati diri. Ia mengatakan bahwa hal ini sangat berat awalnya
untuk membuka hal yang sebenarnya adalah privasi buat dirinya.
"Mungkin selama 19 tahun banyak yang bilang 'kenapa lu
nggak ngaku aja, nggak jujur aja'. Mungkin kalian tidak berada di posisi dimana
yang aku jalani, aku alamin bergejolak batin ngelawannya, aku takut kehilangan
pekerjaanku pada saat itu."
Isu
tentang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) sedang menjadi sorotan
publik belakangan ini. Diawali dengan tanggapan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi atas pemberitaan perihal gerakan Support Group and Resource
Center on Sexuality Studies (SGRC) di kampus Universitas Indonesia yang
menawarkan konseling bagi kelompok Menurut Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi (Menristek) bahwa “keberadaan kaum LGBT bisa merusak moral
bangsa dan kampus sebagai penjaga moral semestinya harus bisa menjaga betul
nilai-nilai susila dan luhur bangsa Indonesia” (Batubara, 2016). Tanggapan
Menristek tersebut serentak mendapat respon dari berbagai kalangan termasuk
akademisi, psikolog, serta Himpunan Psikiatri Indonesia. Kaum LGBT pun mendapat
sorotan tajam dari masyarakat.
LGBT
singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Berdasarkan Kamus Lengkap Psikologi (Chaplin, 2001),
“Lesbian yaitu homoseksualitas di kalangan wanita. Gay yaitu homoseksualitas di
kalangan pria. Biseksual yaitu keadaan merasa tertarik sama kuatnya pada kedua
jenis kelamin, perempuan maupun laki-laki”. Menurut Huwller (Demartoto, 2010)
ada tiga jenis orientasi seksual yaitu : (a) Heteroseksual, merupakan aktivitas
seksual yang memilih pasangan seksual dari lawan jenis; (b) Biseksual,
merupakan aktivitas seksual yang memilih pasangan seksual dari lawan jenis dan
sesame jenis; (c) Homoseksual, merupakan aktivitas seksual yang memilih
pasangan seksual dari sesama jenis. Pria homoseksual disebut Gay dan wanita homoseksual
disebut Lesbian. Orientasi seksual berbeda dengan gender. Gender mengacu kepada
tuntutan, peran, serta posisi seseorang di lingkungan sosial yang ada di
masyarakat terkait identitas seksualnya. Orientasi seksual juga tidak sama
dengan identitas seksual. Identitas seksual yaitu penanda fisik (maupun
psikologis) yang menentukan apakah individu itu laki-laki, perempuan, ataupun
transeksual. Identitas seksual juga mencakup penghayatan secara psikologis yang
disebut sebagai gender identity(Chaplin, 2001). Ada individu yang tubuh dan
jenis kelaminnya laki-laki, tetapi ia merasa dirinya secara psikologis adalah
perempuan dan senang serta merasa nyaman menjadi sosok yang feminin, begitu
juga sebaliknya. Mereka yang identitas fisik dan psikologisnya tidak sejalan
ini disebut sebagai Transgender.
PENDAPAT
Menurut pendapat saya, Di indonesia khususnya di beberapa daerah tertentu umumnya menolak keras keberadaan LGBT. Maka ketika membicarakan mengenai hak-hak dasar warga negara, komunitras LGBT banyak menemukan kesulitan dan benturan sosial. Terlebih lagi jika kita melihat adat istiadat di Indonesia dan masyarakat yang berpegang teguh kepada doktrin keagamaan yang konservatif.
REFERENSI
Comments
Post a Comment